
Apa yang Bisa Dipelajari Perusahaan dari Pottery Class Paradox?
Pernah dengar tentang Pottery Class Paradox? Cerita ini berasal dari sebuah eksperimen sederhana: seorang guru membagi murid-muridnya menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ditugaskan membuat satu pot sempurna selama satu semester, sedangkan kelompok kedua diminta membuat pot sebanyak-banyaknya, tanpa mempedulikan kualitas.
Baca juga: Teamwork dan Kolaborasi: Soft Skill Esensial untuk Pertumbuhan Karyawan
Ada yang bisa menebak hasil dari eksperimen tersebut? Ternyata hasil terbaik bukan berasal dari kelompok satu yang fokus membuat satu pot sempurna. Pot terbaik justru datang dari kelompok yang membuat paling banyak. Kenapa? Karena mereka belajar lewat praktik. Setiap kegagalan terserap menjadi pengalaman, menjadi pelajaran berharga untuk membuat pot lebih baik dari sebelumnya. Sementara kelompok “sempurna” terlalu lama berpikir, takut salah, tidak punya ruang untuk mencoba dan melakukan trial & error. Hingga akhirnya kelompok tersebut tak berkembang.

Dalam konteks kerja, kita sering melihat jebakan serupa. Banyak karyawan (bahkan organisasi) terlalu fokus pada hasil akhir yang sempurna, hingga lupa bahwa pertumbuhan terjadi lewat proses. Pottery Class Paradox mengingatkan kita bahwa frekuensi mencoba, iterasi, dan refleksi jauh lebih penting daripada sekali jadi dan langsung sempurna tanpa proses yang berdampak.
Bagi perusahaan, ini bisa jadi pedoman penting. Jangan hanya menilai karyawan dari hasil akhir proyek. Lihat juga bagaimana mereka bereksperimen, belajar dari kesalahan, dan tumbuh dari proses. Jadi berikan ruang yang aman untuk karyawan di mana mereka bisa bebas berlatih, mengekspresikan ide tanpa takut merasakan tekanan dari kegagalan untuk mempercepat pertumbuhan mereka.
Ketika karyawan bertumbuh, perusahaan akan ikut bertumbuh. Karena dalam jangka panjang, kualitas akan datang dari banyak proses iterasi yang terjadi berulang kali dan sempurna akan lahir dari perbaikan-perbaikan dan evaluasi yang mendalam.
Related Posts

The Learning Paradox, Mengapa Belajar Terasa Sulit?
The Learning Paradox, Mengapa Belajar Terasa Sulit Perubahan dunia kerja akan selalu terjadi tanpa ada aba-aba....

IFG Goes to Campus BINUS, Hatta Kresna Aditya: Menemukan Makna Investasi Diri di Era Modern
IFG Goes to Campus BINUS, Hatta Kresna Aditya: Menemukan Makna Investasi Diri di Era Modern Selasa (21/10) - IFG...

Connected Learning Summit Indonesia 2025 Dorong Inovasi Pembelajaran dan Pembangunan SDM Nasional
Connected Learning Summit (CLS) - Local Event Indonesia 2025 resmi diselenggarakan pada Kamis, 9 Oktober 2025....