
Bermain Game, Cara Menyenangkan Belajar Agile
Game bukan hanya hiburan. Dalam konteks kerja tim, terutama di dunia pengembangan perangkat lunak, game bisa menjadi ruang kolaboratif yang menyenangkan untuk memecahkan masalah kompleks. Menurut Agile & Design Thinking Coach Jakub Perlak, dilansir dari artikel InfoQ, game dapat dimainkan dengan tujuan bermakna sekaligus tetap menyenangkan. Bermain membuka ruang untuk aktivitas kognitif yang terarah, yang mendukung pengembangan keterampilan, pembelajaran hal baru, serta kemampuan beradaptasi—semua ini adalah inti dari learning agility.
Perlak membagikan pemikiran ini dalam keynote di ScanAgile 2023.
Game sebagai Ruang Aman untuk Belajar
Dalam game, kita menggunakan imajinasi untuk mencoba hal baru dalam lingkungan yang aman dan minim risiko. “Tidak ada yang lebih memicu otak selain bermain,” kutip Perlak dari Stuart Brown. Melalui permainan, kreativitas kita meningkat, dan kita belajar menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian—sama seperti kondisi nyata dalam dunia kerja.
Menariknya, sering kali peserta tidak mendapatkan instruksi lengkap. Hal ini disengaja oleh desainer game untuk memberikan pengalaman menghadapi ambiguitas. Justru dari situ, peserta belajar bagaimana berinteraksi, beradaptasi, dan menemukan solusi bersama.
Namun, ruang aman tetap penting. Perlak biasanya membuka sesi dengan kesepakatan ringan—baik lisan maupun tertulis—bahwa partisipasi bersifat sukarela. Peserta bebas berhenti kapan saja, karena yang terpenting adalah rasa nyaman dan kesiapan untuk berbagi diri.
Bermain dengan Tujuan Bermakna
Menurut Perlak, inti dari pembelajaran adalah memahami makna dari aktivitas bersama. Karena itu, game sebaiknya punya tujuan jelas, dan unsur fun tetap menjadi bagian penting. Misalnya, dalam Agile Airplanes, peserta diminta membuat pesawat kertas dengan pendekatan iteratif dan interaktif. Proses ini bukan sekadar main-main, melainkan latihan berpikir inkremental.
Setelah bermain, sesi debriefing penting dilakukan. Di sini, peserta merefleksikan pengalaman, berbagi pelajaran, dan mengaitkan wawasan dengan situasi kerja nyata. Menariknya, bahkan tim yang sudah lama bekerja bersama bisa menemukan hal baru tentang dinamika mereka ketika menghadapi tantangan permainan, seperti simulasi non-musical chairs yang menguji komunikasi dan kolaborasi tim.
Ragam Format Game untuk Belajar
Perlak menjelaskan bahwa format game beragam—mulai dari jumlah pemain, aturan yang ketat atau longgar, hingga media fisik maupun virtual. Ia membaginya dalam tiga fase:
- Opening – membangun antusiasme awal, contohnya human machine untuk mengenalkan kerjasama.
- Exploring – menjelajahi pendekatan lebih kompleks, seperti agile airplanes.
- Closing – menghubungkan pengalaman dengan dunia nyata, misalnya agile bingo untuk mengidentifikasi prinsip agile yang muncul selama bermain.
Kapan Game Tepat Digunakan?
Perlak menekankan bahwa game bukan solusi instan untuk semua kebutuhan belajar. Game cocok digunakan saat tim memiliki ruang untuk mencoba hal baru bersama, atau ingin melatih pendekatan tertentu dengan cara yang menyenangkan.
Namun, merancang game yang sederhana sekaligus relevan memang menantang. Jika tidak memungkinkan, alternatif seperti latihan kasus atau studi bisa dipilih. Meski begitu, game tetap punya keunggulan: ia menciptakan pengalaman bersama yang memudahkan refleksi, terutama dalam hal pengambilan keputusan atau kolaborasi tim.
Pelajari Skill Penting Lainnya Dengan Game-Based Learning Program dari Kummara
Jika perusahaan Anda ingin mempelajari kemampuan penting untuk meningkatkan agility melalui game-based learning, Kummara siap membantu! Hubungi Kummara untuk menjalin kerja sama dan mengoptimalkan potensi tim Anda melalui metode pelatihan yang interaktif, menyenangkan, terukur dan berdampak.
Hubungi kami:
📩 Email: info@kummara.com
📨 DM: @kummaraworld
📞 Whatsapp: 0812 856 2611
Related Posts

The Learning Paradox, Mengapa Belajar Terasa Sulit?
The Learning Paradox, Mengapa Belajar Terasa Sulit Perubahan dunia kerja akan selalu terjadi tanpa ada aba-aba....

IFG Goes to Campus BINUS, Hatta Kresna Aditya: Menemukan Makna Investasi Diri di Era Modern
IFG Goes to Campus BINUS, Hatta Kresna Aditya: Menemukan Makna Investasi Diri di Era Modern Selasa (21/10) - IFG...

Connected Learning Summit Indonesia 2025 Dorong Inovasi Pembelajaran dan Pembangunan SDM Nasional
Connected Learning Summit (CLS) - Local Event Indonesia 2025 resmi diselenggarakan pada Kamis, 9 Oktober 2025....