
Pemanfaatan game sebagai untuk media promosi dan marketing sudah dimulai dari awal tahun 1980. Semakin berkembang ketika internet dan browser game mulai menyebar luas.
Kita kemudian mengenal istilah advergame. Istilah ini diperkenalkan oleh Anthony Giallourakis pada tahun 1999, untuk menggambarkan berbagai jenis game yang digunakan secara khusus untuk kegiatan promosi produk atau jasa. Di Indonesia sendiri advergame mulai dikenal cukup luas mulai sekitar 2010, sejalan dengan mulai tumbuh kembangnya indonesia mobile game tanah air.
Baca Juga: [Ngobrol Beyond Game] Kerja Bareng Meningkatkan Literasi Keuangan
Secara umum, pemanfaatan game sebagai media promosi/marketing bisa dikelompokkan dalam 3 cara:
- Memberikan ruang untuk menampilkan produk/jasa dalam game. Kita biasanya menyebutnya sebagai in game advertising atau product placement dalam game.
- Menempatkan game pada web prusahaan atau website khusus yang disiapkan atau disponsori perusahaan.
- Mendesain game secara khusus untuk menyampaikan sebuah pesan, misal terkait produk atau jasa.
Jadi pada dasarnya, ada beberapa cara bagaimana kita bisa memanfaatkan game sebagai media promosi/marketing – yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan atau organisasi.
Mengapa Game Dirasa Potential untuk Aktivasi Marketing & Promosi?
Salah satu alasannya tentunya adalah pertumbuhan market industri game yang pesat. Coba lihat grafik pertumbuhan pasar video game di Asia Pasifik berikut ini:

Data juga menunjukkan bahwa demografi pemain game semakin luas. Tidak lagi didominasi oleh anak-anak muda – namun juga dewasa semakin menikmati game. Secara gender, data-data 5 tahun terakhir juga menunjukkan kalau game tidak lagi hanya dinikmati oleh kaum pria. Sehingga wajar jika kemudian game dilihat sebagai media yang potensial untuk mendukung aktivasi promosi dan marketing.

Do & Don’t: (Aktivasi) Marketing & Promosi via game
Game adalah media yang sangat potensial. Termasuk untuk mendukung kegiatan (aktivasi) promosi/marketing. Namun untuk bisa mengoptimalkan potensinya, penting untuk kita melakukan beberapa hal berikut:
- Pahami target (baca: pemain) dan game yang akan kita manfaatkan. Apakah sesuai dengan target promosi/marketing kita? Apakah sesuai dengan produk atau jasa yang kita tawarkan?
- Pahami cara yang dirasa paling tepat. Apakah dalam bentuk product placement? Apakah dengan menempatkan game pada website perusahaan? Atau dengan mendesain game secara khusus?
Jika memilih product placement, lakukan secara tepat. Upayakan exposure yang optimal tanpa menggangu pengalaman bermain. Jika menampilkan game di web, kurasikan secara optimal. Jika mendesain game secara khusus, fokuskan untuk memberi pengalaman bermain yang baik – bukan sekedar promosi. - Jika kita berupaya menggunakan game untuk masuk ke target market baru, prioritaskan game yang sesuai dengan selera mereka.
- Lakukan evaluasi berkala dan berkelanjutan. Lakukan update segera ketika dibutuhkan.
Selain memperhatikan hal-hal di atas, rupanya ada juga beberapa catatan yang harus kita hindari. Yaitu:
- Asal menggunakan game tanpa paham targetnya atau value yang ditawarkan gamenya.
- Asal murah. Asal product placement. Asal pasang di web. Asal desain.
- Ingin menarik target market baru, tapi sebatas exploitasi – tidak coba memahami. Tidak coba memberi nilai lebih dan tidak berempati.
- Tidak ada evaluasi dan tidak ada update.
GABUNG KE GRUP TELEGRAM BEYOND GAME
Group Telegram “Beyond Game” hadir sebagai ruang untuk berbagi informasi dan cerita tentang update implementasi game-based learning, gamification, dan game secara lebih luas.
🔗 Gabung ke Group Telegram Beyond Game melalui tautan di bio kami: https://bit.ly/telegramBG
Referensi:
https://money.howstuffworks.com/advergaming.htm
https://openyls.law.yale.edu/bitstream/handle/20.500.13051/9605/16_115YaleLJ227_October2005_.pdf?sequence=2&isAllowed=y
https://www.grandviewresearch.com/industry-analysis/video-game-markethttps://financesonline.com/video-game-demographic-statistics/
Related Posts

Ramadan, Inspirasi Implementasi Gamifikasi untuk Bangun Budaya Inovasi
Ramadan, Inspirasi Implementasi Gamifikasi untuk Bangun Budaya Inovasi Implementasi gamifikasi bukanlah konsep...

Belajar Gamifikasi Onboarding dari Deloitte: Efektif Tingkatkan Keterlibatan dan Retensi Karyawan
Belajar Gamifikasi Onboarding dari Deloitte: Efektif Tingkatkan Keterlibatan dan Retensi Karyawan Dalam dunia...

Gamifikasi untuk Kesehatan Mental: Solusi Inovatif Atasi Stres untuk Generasi Pandemi
Gamifikasi untuk Kesehatan Mental: Solusi Inovatif Atasi Stres untuk Generasi Pandemi Pandemi Covid-19 membawa...