Pentingnya Game Based Learning Untuk Perkembangan Organisasi
Setiap pagi selesai sarapan saya biasa mengambil waktu untuk keluar rumah, sekedar berjalan kaki, jogging, bersepeda, atau berenang. Setelahnya sekitar jam 09.00 pagi lanjut bekerja dari rumah hingga jam 12.00. Selanjutnya kami sekeluarga duduk sama-sama di meja makan sambil cerita beberapa hal hingga sekitar jam 13.00. Setelahnya semua lanjut sibuk dengan aktivitas masing-masing. Sekitar jam 5 sore, saya membiasakan untuk keluar rumah – sesederhana berjalan atau sambil mencari makan malam.
Bagi kami sekeluarga, mencoba disiplin dengan semua jadwal di atas menjadi penting untuk untuk bisa tetap sehat secara fisik dan mental. Disadari atau tidak, bekerja dari rumah selain memberikan keleluasaan, juga memberikan tantangan tersendiri. Laporan WHO tahun 2021 menyebutkan bahwa 42% pekerja (global) melaporkan penurunan kualitas tingkat kesehatan mental mereka. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas hingga senilai $1 triliun dalam satu tahun.
Ada 3 hal yang mungkin berkontribusi terhadap hal ini: A. Lingkungan kerja dengan dinamika yang berbeda, B. Kondisi yang serba tidak pasti, dan C. Tingkat interaksi dan keterlibatan yang rendah. Memahami 3 hal ini untuk perkembangan organisasi bisa menjadi menarik untuk didiskusikan bersama.
A. Lingkungan kerja dengan dinamika yang berbeda.
- Ketika kita bekerja di rumah atau secara hybrid, maka kita harus coba beradaptasi dengan lingkungan kerja yang berbeda. Sebagian dari kita mungkin harus memanfaatkan ruangan yang ada, ruang tidur, bahkan dapur, sebagai ruang kerja. Jadwal, fasilitas pendukung, serta interaksi yang ada juga tentunya berbeda. Sebelumnya dengan rekan kerja, sekarang lebih banyak dengan keluarga. Selain kondisi lingkungan kerja yang berbeda, kita juga harus beradaptasi dengan berbagai bentuk teknologi, proses kerja, serta perubahan lainnya yang dihadirkan oleh organisasi. Semua ini berlangsung setiap hari, untuk sebagian besar dari kita masih terus berlangsung hingga hari ini.
- Bagaimana sebaiknya organisasi merespon kondisi ini?
- Akuntabilitas dan efektivitas menjadi penting untuk memastikan remote atau hybrid working bisa berlangsung optimal. Saat ini ada banyak pilihan teknologi yang bisa kita manfaatkan. Namun sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan bisa benar-benar memberikan kemudahan, kenyamanan, dan manfaat bagi penggunanya (tim kita). Hindari penggunaan teknologi berdasarkan tren semata.
- Dalam konteks pendidikan dan pelatihan, upaya digitalisasi konten, pengembangan Learning Management System (LMS) menjadi penting. Upaya menghadirkan blended learning, play(game)-based learning dan gamifikasi adalah bentuk inovasi pembelajaran yang saat ini banyak mulai diimplementasikan.
- Semua hal tersebut bisa menjadi solusi yang potensial dengan syarat setiap organisasi melandasi setiap implementasinya dengan pemahaman yang memadai atas learning culture yang ada serta penguasaan teknologi yang digunakan. Tanpa pemahaman yang memadai ini, banyak hal berisiko menjadi beban tambahan. Ketika belajar menjadi beban, akan sulit untuk setiap organisasi bisa beradaptasi, tumbuh, dan relevan.
B. Kondisi yang serba tidak pasti.
- Setiap hari kita dihadapkan pada kenyataan masih dalam masa pandemi. Setiap interaksi yang dilakukan (terutama di luar rumah) memiliki risiko bukan hanya untuk diri kita tapi juga untuk mereka yang ada di sekitar kita. Kita juga sadar bahwa pandemi ini berdampak luas, sehingga sebagian besar dari kita juga dihantui ketidakpastian lainnya, misal terkait usaha yang sedang dijalankan, pekerjaan yang dimiliki, pendidikan anak-anak. Berbagai ketidakpastian ini berpotensi membuat kita dihantui berbagai kecemasan yang harus dikelola dengan baik yang pada akhirnya akan juga berpengaruh pada kemampuan kita bekerja, belajar, dan beradaptasi. Tanpa dukungan dan pengetahuan yang memadai untuk mengelola berbagai kecemasan yang hadir, sulit untuk kita bisa berkontribusi positif pada lingkungan sekitar kita.
- Bagaimana sebaiknya organisasi merespon kondisi ini?
- Setiap organisasi juga menghadapi tuntutan untuk bisa beradaptasi dengan segala ketidakpastian yang ada. Yang perlu benar-benar disadari adalah kemampuan beradaptasi ini harus dimiliki oleh setiap elemen organisasi. Karena itu setiap organisasi harus mulai melihat proses pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki sebagai program prioritas dan strategis.
- Karena berbagai program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan menjadi prioritas dan strategis, penting untuk benar-benar mengevaluasi berbagai program yang dimiliki. Apakah cara yang sama masih efektif?
- Kemampuan bereksperimen (berani mencoba hal baru), merayakan kegagalan, serta melakukan perbaikan secara kontinu menjadi hal yang penting untuk mendorong kemampuan beradaptasi dan terus tumbuh. Hal ini harus benar-benar dihadirkan dan dibudayakan. Bukan sekedar slogan, tapi harus benar-benar jadi bagian dari keseharian dan didukung penuh oleh semua lapisan manajemen.
C. Tingkat interaksi dan keterlibatan yang rendah.
- Disadari atau tidak, pemahaman dan penguasaan kita terhadap berbagai teknologi yang ada masih relatif terbatas. Kita masih belum sepenuhnya mampu menggunakan semua fitur Zoom, messenger, atau apalikasi lainnya secara efektif (siapa yang rutin menggunakan emoji untuk menunjukkan emosi atau apresiasi?). Hal tersebut kemudian membuat berbagai bentuk komunikasi yang dihadirkan menjadi kurang efektif, menekan kemampuan kita untuk berempati, dan pada akhirnya mengakibatkan tingkat interaksi dan keterlibatan kita menjadi rendah. Dalam konteks pembelajaran, tingkat interaksi dan keterlibatan yang rendah membuat kita sulit untuk termotivasi dan pada akhirnya menjadi sulit untuk bisa menikmati. Ketika kita tidak lagi bisa menikmati proses belajar, maka sulit untuk menumbuhkan kemampuan beradaptasi
- Bagaimana sebaiknya organisasi merespon kondisi ini?
- Setiap organisasi harus memahami bahwa teknologi bisa menjadi solusi ketika kita benar-benar mampu menguasasinya. Karena itu implementasi teknologi (apapun) harus diiringi dengan upaya mendorong penguasaannya secara luas. Salah satu cara termudah untuk ini adalah dengan dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang sebelumnya telah dimiliki dan dikuasai.
- Implementasi teknologi harus dilandasi oleh kebutuhan, kondisi, serta budaya organisasi. Bukan sekedar untuk mengikuti tren semata.
- Upaya penguasaan teknologi secara luas harus bisa dilakukan secara terintegrasi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia dari setiap organisasi.
Memahami 3 aspek di atas dan bagaimana sebaiknya merespon demi perkembangan organisasi, menunjukkan bahwa berbagai program pendidikan, pelatihan, pengembangan sumber daya manusia di setiap organisasi adalah untuk menghadirkan banyak solusi. Namun sayangnya, alih-alih jadi ruang solusi, berbagai program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan yang ada malah berpotensi menjadi ajang untuk saling membebani.
Mengapa Play / Game Based Learning Penting Untuk Perkembangan Organisasi?
Bagaimana kita bisa mengoptimalkan program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan untuk bisa memberikan solusi? Ini salah satu alasan mengapa pendekatan Play (Game) Based Learning menjadi penting dan direkomendasikan oleh banyak pihak. Scot Osterweil (Creative Director MIT Education Arcade) mengungkapkan ada 4 kebebasan yang bisa kita hadirkan dalam aktivitas bermain: bebas untuk mengeksplorasi, bebas untuk gagal, bebas untuk melihat dari sudut pandang yang beda, dan bebas untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan.
Menghadirkan 4 kebebasan di atas bisa menjadi solusi awal untuk kita menghadapi berbagai tantangan yang ada. Tentu 4 kebebasan tersebut harus bisa kita bungkus menjadi sebuah program yang dapat dipertanggung-jawabkan, efektif, juga berdampak. Dalam konteks tersebut, pendekatan pembelajaran berbasis game menjadi penting, agar setiap proses pembelajaran kemudian bisa hadir, bukan sekedar sebagai ruang untuk meningkatkan pemahaman, tapi sekaligus juga sebagai ruang untuk kita bisa merasa nyaman menjadi diri kita yang terbaik, ruang untuk kita bisa saling menjaga dan meningkatkan kesehatan mental kita bersama.
Corporate University, Pusdiklat, dan berbagai Learning Department juga harus mulai menyadari perannya yang strategis, bukan cuma sekedar Event Organizer penyelenggara pendidikan internal, melainkan juga menjadi motor untuk menumbuhkan semangat belajar, beradaptasi, berinovasi, dan tumbuh menjadi lebih baik lagi (growth mindset) untuk perkembangan organisasi.
Bayangkan jika seluruh organisasi di Indonesia, dari level penyelenggara negara, koporasi, lembaga, kampus, sekolah, hingga keluarga, bisa menghadirkan semangat belajar, beradaptasi, berinovasi, dan tumbuh menjadi lebih baik lagi tersebut bersama-sama. Sepertinya banyak hal baik yang akan terwujud untuk Indonesia hanya melalui perkembangan organisasi yang lebih baik,
Jadikan Kummara Partner untuk Membantu Perkembangan Organisasi
Kummara hadir untuk membantu banyak perusahaan ataupun organisasi yang ingin berkembang dengan meningkatkan kualitas pelatihan karyawan melalui metode game-based learning dan gamifikasi. Program kami dapat dihadirkan secara offline, online maupun hybrid. Kami menawarkan berbagai gamified learning program yang mungkin sesuai dengan kebutuhan perusahaan / organisasi Anda.
Related Posts
GPTP XIV: Gamification as Digital Leadership Upgrade for Telkom New Employees
Closing 2021, Kummara back to be involved in the series of Great People Training Program (GPTP) XIV held in 27-31...